Pada awal bulan Oktober 2025, negeri di sekitar Himalaya mengalami bencana alam yang sangat merugikan. Terjadi salju tebal yang menyebabkan sejumlah tenda milik pendaki runtuh dan mengancam keselamatan mereka.
Kejadian ini memicu reaksi cepat dari tim penyelamat yang menerima laporan tentang orang-orang yang terjebak. Dalam keadaan darurat ini, beberapa pendaki dilaporkan mengalami hipotermia akibat terpapar suhu dingin yang ekstrem.
Ketika berita tentang bencana ini semakin menyebar, media dari berbagai negara mulai memberitakannya. Di wilayah sekitarnya, khususnya Nepal, hujan deras dan banjir menambah parah situasi yang ada, menjadikan bencana ini salah satu yang paling menghancurkan di area tersebut.
Pengaruh Cuaca Buruk Terhadap Wilayah Sekitar Himalaya
Cuaca buruk yang melanda Himalaya pada akhir pekan tersebut tidak hanya berdampak pada pendaki. Salah satu dampak terbesar terlihat di negara tetangga, Nepal, yang mengalami hujan lebat dan banjir yang berujung pada tanah longsor.
Data terbaru menunjukkan bahwa bencana ini telah menewaskan sedikitnya 47 orang di Nepal. Selain itu, laporan menunjukkan bahwa berbagai infrastruktur terputus, menyebabkan akses menuju sejumlah desa menjadi sulit.
Seluruh media mengambil langkah cepat untuk menginformasikan publik tentang kondisi darurat ini. Di sisi lain, negara bagian Benggala Barat di India juga melaporkan sejumlah korban dari bencana tanah longsor yang terjadi di Darjeeling.
Kondisi Darjeeling yang Terkena Dampak Tanah Longsor
Tanah longsor yang terjadi di Darjeeling pada Minggu, 5 Oktober 2025, menjadi salah satu momen tragedi terbesar yang menimpa wilayah tersebut. Setidaknya 23 orang dilaporkan meninggal dunia akibat bencana ini.
Bencana tersebut memperparah keadaan di mana sejumlah desa terputus dari akses utama. Rumah-rumah tersapu, jalan-jalan terblokir, dan jaringan komunikasi juga mengalami banyak gangguan.
Ratusan wisatawan yang berada di Darjeeling saat itu terjebak dalam keadaan kritis. Banyak dari mereka tidak bisa melakukan komunikasi atau mendapatkan bantuan karena hilangnya akses.
Tindakan Penanganan yang Ditempuh oleh Tim Penyelamat
Tim penyelamat, termasuk Blue Sky, segera bergerak untuk menanggulangi situasi tersebut. Dengan keterbatasan yang ada, mereka berusaha keras untuk mencapai daerah-daerah yang membutuhkan bantuan.
Penyelamatan tersebut melibatkan berbagai elemen, dari relawan lokal hingga tim profesional. Upaya bersama ini menjadi kunci untuk memberikan bantuan kepada para pendaki dan masyarakat yang terdampak.
Informasi terkini terus diperbarui, hingga situasi darurat ini mendapat perhatian luas. Tim penyelamat juga memberikan instruksi kepada masyarakat untuk menghindari daerah rawan dan tetap berada di tempat yang aman.